Kisah Santri Indonesia Jadi Imam Dan Guru Ngaji Di Korea Selatan, Masih Kelas XI SMA
Dalam beberapa tahun belakangan, Korea Selatan menjadi negara yang dikagumi oleh banyak orang di dunia. Itu tidak terlepas dari kemajuan negara itu dalam banyak bidang, mulai dari teknologi hingga perfilman dan sastra.
Oleh karenanya, tidak sedikit orang yang kepingin menjajal Negeri Ginseng, entah itu sekadar jalan-jalan, maupun bekerja atau menempuh pendidikan di sana. Tak terkecuali orang-orang Indonesia.
Mengacu pada keadaan itu, boleh jadi nasib Muhammad Khikman Faqih akan membuat banyak orang cemburu. Ya, ketika orang-orang kesulitan untuk bisa ke Korea, santri muda yang satu ini bisa dengan mudah masuk ke negara asal K-Pop itu. Dan tak tanggung-tanggung, dia langsung didaulat menjadi imam di sana.
Dalam bincang-bincang bersama Ustadz Yusuf Mansur dan Setiawan, seorang pengusaha Indonesia di Korea Selatan, Khikman menceritakan, awal dirinya dikirim ke Korea Selatan, dia masih sekolah dan usianya baru 17 tahun.
“Pertama saya takut. Karena pas turun dari bandara, saya lihat orangnya sudah tua-tua. Saya berpikir, ‘mereka percaya gak ya sama saya’. Saya kan masih sekolah, masih kelas XI waktu itu. Tapi karena amanah dari pesantren ya saya jalani aja. Dan alhamdulillah mereka nerima saya,” ujarnya.
Sempat diragukan karena terlalu belia di awal kedatangannya, Khikman kini justru menjadi idola di Korea. Orang-orang di sana akan merindukannya ketika ia pulang kampung ke Indonesia.
“Bahkan saya pas lagi istirahat saya diketuk. Saya merasa bersyukur datang ke sana tidak sia-sia, karena saya ke sana tidak cuma jadi imam saja, tapi juga berbagi ilmu,” katanya.